lama dah rasanya x mengupdate blog ni..so kali ni, copy dan edit dari artikel org lain..moga bermanfaat utk diri dan orang lain juga..artikel kali ni ialah berkenaan dengan ukhuwah..kenapa ukhuwah?sebab kadangkala kita terlepas pandang akan perkara ni,sedangkan sangat penting untuk menjaga ukhuwah ni, sesama muslim, apatah lagi dengan orang2 yang hampir dengan kita..sama2 renungkan dan muhasabah diri..
***
Allah swt berfirman: “Hanyalah orang-orang beriman yang bersaudara”. (QS Al-Hujurat :10).
Dan Nabi saw bersabda: “Seorang muslim adalah saudara dengan muslim lainnya, tidak boleh menzaliminya, tidak membiarkannya, tidak merendahkannya dan tidak menghinakannya”. (Muttafaq alaih)
Dan Nabi saw juga bersabda: “Perumpamaan orang-orang beriman dalam kasih sayang, cinta kasih dan empati adalah seperti satu tubuh, jika salah satu tubuh darinya mengadu pada suatu penyakit maka anggota tubuh lainnya akan merasa sakit dan demam”. (Muttafaq alaih)
Dan di antara hak-hak ukhuwah adalah sabar terhadap kesalahan saudaranya sampai dirinya mampu mengembalikannya kepada kebenaran tanpa diperbesarkan (disiarkan) akan kesalahannya atau menyebarkan kesalahan dan kekeliruannya.
Abu Darda berkata: “Jika saudara kamu berubah dan bertingkahlaku berbeza dari apa yang ada dalam dirinya maka janganlah ditinggalkan kerana hal tersebut; kerana boleh jadi saudara kamu bengkok (salah) pada suatu ketika namun lurus kembali pada ketika yang lain”.
Ibrahim An-Nakha’i berkata: “Janganlah engkau memutus hubungan saudara atau meninggalkannya di sisi serigala, kerana boleh jadi suatu kali dirinya salah namun esoknya dapat ditinggalkan”.
Dan bahkan pada ketika berbeza pendapat dengan saudaramu yang lain, maka ikatan ukhuwah seharusnya mampu melindungi mereka dari terjadinya saling membuka aib atau menyebarkan syubhat atau membuat cerita bohong dan hendaknya mereka memelihara ungkapan seorang ulama fiqh iaitu Imam Syafi’i semoga Allah merahmatinya: “Orang yang merdeka adalah orang yang mampu melindungi kasih sayang sesaat, dan patuh pada orang yang memanfaatkannya ucapannya”.
Dan disebutkan : Jika terjadi ghibah (umpatan) maka hilanglah ukhuwah.
Begitu indah dan lembut ungkapan seorang salaf yang menyampaikan nasihat kepada saudaranya : “Sampaikanlah kepada saya; saya telah jahat seperti yang engkau katakan Kerana itu, di manakah kasih sayang dalam ukhuwah Atau jika kamu jahat sebagaimana aku jahat Maka, dimanakah kurniamu dan kasih sayangmu”.
Dan bukanlah bahagian dari akhlak seorang saudara muslim ketika ia selalu menceritakan sebab-sebab keaiban pada ketika ia berbeza pendapat dengan saudaranya atau yang lainnya, atau berusaha meremehkan kelebihannya, atau menghina perbuatan dan pemberiannya.
Al-Faruq, Umar bin Al Khattab memberikan satu nasihat: “Janganlah cintamu dijadikan sebagai bebanan, dan jangan jadikan pula marahmu sebagai kehancuran. Kemudian ada yang bertanya: apakah maksudnya? Umar berkata: “Jika kamu mencintai, jangan berlebihan seperti cintanya seorang bayi pada sesuatu secara berlebihan, dan jika kamu marah maka jangan membuatkan kamu senang dengan hancurnya saudara kamu dan celaka”. (HR Bukhari dalam kitab Al Adab)
Hasan bin Ali berkata: “Janganlah kamu berlebihan dalam mencintai sesuatu, dan jangan pula berlebihan dalam membenci sesuatu, dan barangsiapa yang menemukan pada saudaranya tanpa (penutup) maka janganlah disingkap lagi”.
Dan di antara hak-hak ukhuwah adalah memberikan nasihat dengan adab-adab syar’i :
1. Jangan diceritakan di depan umum.
2. Jangan disakiti dihadapan khalayak ramai dan pada suatu institusi.
3. Jangan diungkap rahsia dirinya.
4. Jangan dibuat-buat cerita yang dusta.
5. Tidak dibenarkan penggunaan segala cara terhadap suatu kesalahan.
6. Tidak ada “mujamalah” dalam menghitung suatu kebenaran.
7. Tidak cenderung kepada sakit hati dan kemenangan kepada hawa nafsu.
8. Harus dengan nasihat yang aman dan benar serta jujur.
9. Bebas dari tuduhan.
10. Ditunaikan sesuai dengan amanah.
11. Diiringi dengan kasih sayang.
12. Mampu menumbuhkan perasaan ukhuwah.
Wahai saudaraku : Sungguh nabi saw telah memberitahu kita dengan jelas dan terang: “Jauhilah kamu akan buruk sangka, kerana buruk sangka adalah sedusta-dusta ucapan, dan janganlah kamu saling menduga-duga, jangan saling mengintai, jangan saling hasad, jangan saling berkonspirasi, jangan saling benci (marah), namun jadilah kamu hamba Allah yang saling bersaudara”. (Muttafaq alaih).
Umat Islam di zaman awal memahami dari Islam akan makna ukhuwah ini, meresap ke dalam aqidah dan agama Allah secara kekal akan perasaan cinta dan bersatu serta berkasih sayang dan fenomena yang paling mulia adalah ukhuwah dan ta’aruf sehingga seakan-akan mereka menjadi peribadi yang satu, satu hati, satu tangan, maka Allah pun mewujudkan pada mereka kemenangan, kemuliaan dan kejayaan.
Oleh kerana itu, marilah kita berpegang teguh pada ukhuwah yang kekal ini yang niscaya tidak akan hilang sekalipun dunia akan hancur, sekalipun hari-hari akan hilang dan berlalu namun ukhuwah akan tetap kekal sepanjang masa dan hendaklah kita terus memelihara dan bercita-cita untuk menunaikan hak-hak ukhuwah ini, merasakan nilai-nilainya, menjaga wirid Rabithah setiap hari.
Semoga Allah tetap bersama kamu dan tidak menyia-nyiakan perbuatan kamu.
Allah Maha besar dan segala puji hanya milik Allah.
Muhammad Mahdi Akif
***
ok x artikel ni? moga2 dengan sedikit pembacaan, dapat meredakan hati yang luka, dapat melupakan kesedihan, dan menggembirakan diri dengan cara melupakan masalah yang timbul..kadangkala, hati ini cepat je terasa dengan sahabat2 di sekeliling..namun mungkin ini adalah kerana kesilapan diri sendiri..sebab memang apa2 pun yang berlaku pada kita, ada kaitan dengan amal2 dan perbuatan kita jugak, walaupun semuanya dengan izin Allah jua.
teringat semalam ada seorang sahabat share-
Abu Bakr b. Abdullah berkata:
1. Apabila engkau melihat orang yang lebih tua umurnya darimu, katakanlah,“Orang ini sudah mendahului aku dalam beriman dan beramal saleh, dia tentu lebih baik dari aku.”
2. Apabila engkau melihat orang yang lebih muda umurnya darimu, katakanlah,“Aku telah mendahuluinya dalam berbuat dosa dan kemaksiatan, tentu dia lebih baik dari aku.”
3. Dan apabila engkau melihat sahabat-sahabatmu menghormatimu dan memuliakanmu maka katakanlah,“Ini adalah keutamaan yang diperhitungkan nanti.”
4. Dan kalau engkau melihat mereka kurang menghormatimu, maka katakanlah,“Ini adalah akibat dosa yang aku perbuat.”
jadi, bila kita diuji dengan sesuatu, reflek dan muhasabah diri, di mana silapnya diri kita. jangan mudah menuding jari pada kesalahan orang lain, sehingga kesalahan diri sendiri kita x sedar..sungguh, Allah menguji apa yang kita mampu..dan dari ujian2 ukhuwah ni kita belajar untuk mengenali diri dan orang lain..
wallahu'alam~